Bisnis Internasional
Bisnis Internasional adalah bisnis yang kegiatan bisnis yang dilakukan antara negara yang satu
dengan negara yang lain melewati batas-batas negara. Definisi ini tidak
hanya termasuk perdagangan internasional dan pemanufakturan di luar negeri,
tetapi juga industri jasa yang berkembang di bidang-bidang seperti
transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan
eceran, perdagangan besar dan komunikasi massa. Bisnis terdiri dari berbagai macam tipe, dan sebagai akibatnya, bisnis dapat
dikelompokkan dengan cara yang berbeda-beda.
Kalsifikasi
bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dalam menghasilkan keuntungan
adalah sebagai berikut:
Manufaktur adalah
bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari barang mentah atau
komponen-komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Contohnya
perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti mobil atau pipa.
Bisnis Jasa adalah
bisnis yang menghasilkan barang intangible (tak berwujud), dan
mendapatkan keuntungan dengan cara meminta bayaran atas jasa yang mereka
berikan. Contohnya adalah konsultan dan psikolog.
Pengecer dan
Distributor adalah pihak yang berperan sebagai
perantara barang antara produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan
perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah distributor atau pengecer.
Bisnis Pertanian dan Pertambangan adalah bisnis yang
memproduksi barang-barang mentah, seperti tanaman atau mineral tambang.
Bisnis Finansial adalah
bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi dan pengelolaan modal.
Bisnis Informasi adalah
bisnis menghasilkan keuntungan terutama dari penjualan-kembali properti
intelektual (intelellectual property).
Utilitas adalah
bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik dan air yang
biasanya didanai oleh pemerintah.
Bisnis Real Estate adalah bisnis yang
menghasilkan keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan
properti, rumah, dan bangunan.
Bisnis Transportasi adalah
bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara mengantarkan barang atau
individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain.
1. Hakikat Bisnis Internasional
Seperti
tersebut diatas bahwa Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang
dilakukan melewati batas negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan
transaksi bisnis internasional(International Trade). Transaksi
bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan
lain atau individu di negara lain disebut Pemasaran Internasional atau
International Marketing.
A. Perdagangan
internasional
Perdagangan internasional adalah
proses tukar menukar yang dilakukan melewati batas negara yang didasarkan atas kehendak sukarela dari
masing-masing Negara. Adapun motifnya adalah memperoleh manfaat perdagangan
atau gains of tride.
Perdagangan merupakan kegiatan ekonomi yang sangat penting saat ini, maka tidak ada Negara-negara di dunia yang tidak terlibat didalam perdagangan baik perdagangan antar regional, antar kawasan ataupun antar Negara.
Perdagangan ini melakukan transaksi jual beli ke luar negeri, kalau kita membeli disebut impor sedangkan kalau kita menjual disebut expor. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional (International Trade). Transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan lain atau individu di negara lain disebut Pemasaran Internasional atau International Marketing.
Perdagangan merupakan kegiatan ekonomi yang sangat penting saat ini, maka tidak ada Negara-negara di dunia yang tidak terlibat didalam perdagangan baik perdagangan antar regional, antar kawasan ataupun antar Negara.
Perdagangan ini melakukan transaksi jual beli ke luar negeri, kalau kita membeli disebut impor sedangkan kalau kita menjual disebut expor. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional (International Trade). Transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan lain atau individu di negara lain disebut Pemasaran Internasional atau International Marketing.
Manfaat perdagangan internasional adalah
sebagai berikut :
·
Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi
di negeri sendiri
·
Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
·
Memperluas pasar dan menambah keuntungan
·
Transfer teknologi modern
·
Menjalin persahabatan
·
Dapat membuka lapangan pekerjaan
B. Pemasaran Internasional
Pemasaran Internasional adalah kegiatan Pemasaran yang melewati batas-batas lebih dari
satu negara. Pemasaran
internasional merupakan penerapan konsep, prinsip, aktivitas, dan proses
manajemen pemasaran dalam rangka penyaluran ide, transaksi barang atau jasa
perusahaan kepada konsumen di berbagai Negara.
Transaksi bisnis
internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi
di luar negeri.
Dalam hal ini maka pengusaha akan terbebas
dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor
impor. Dengan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka
tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan dapat berupa barang
dan/ atau jasa.
Transaksi ini dapat
ditempuh dengan cara:
o Licencing
o Franchising
o Management Contracting
o Marketing in Home Country by Host
Country
o Joint Venturing
o Multinational Coporation (MNC)
Semua bentuk transaksi
internasional memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut fee.
Negara (Home Country) harus membayar, sedangkan pengirim (Host
Country) memperoleh feetersebut.
2.
Alasan melaksanakan bisnis internasional
Alasan negara
melakukan perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
·
Masalah mobilitas faktor produksi.
Faktor produksi terdiri dari tanah (land),
tenaga kerja (labour), barang modal (capital) dan
manajerial atau keterampilan (skill).
·
Monilitas
mengandung arti suatu pergerakan, sehingga
yang dimaksud disini adalah pergerakan faktor produksi dari suatu negara
kenegara lain. namun pada kenyataannya tidak semua faktor produksi dapat mobil
secara internasional. Menurut Adam Smith, labour merupakan faktor produksi yang
paling mobil. Masalah perbedaan sistem moneter. Setiap negara memiliki mata
uang sendiri. Adanya perbedaan mata uang dari setiap negara, perbedaan
kebijakan ekonomi moneter, pada gilirannya mempengaruhi sistem lalu lintas
pembayaran internasional dan sistem lalu lintas modal.
·
Masalah batas-batas negara yang berdaulat.
Adanya batas-batas dari suatu negara dengan
negara yang lain yang berdaulat menyebabkan perbedaan politik dalam perdagangan
misalnya perlindungan tarif terhadap produk hasil industri didalam negero,
larangan impor, quota dan blok perdagangan. Adanya kedaulatan mengakibatkan bea
masuk (impor duty) dari suatu negara
tidak sama dengan bea impor dari negara lain.
·
Masalah transport cost.
Ongkos angkut dari pabrik kepasar atau
kepelabuhan meninggikan harga asal pabrik. Ongkos pengangkutan barang ekspor
harus dimasukkan dalam perhitungan biaya agar harga yang diperoleh untuk
komoditi ekspor tersebut tepat.
A. KONSEP KEUNGGULAN ABSOLUT
Menurut Adam Smith Bahwa setiap negara akan
memperoleh manfaat perdagangan internasional karena melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak,
serta mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan
mutlak.Teori absolute advantage ini didasarkan kepada beberapa
asumsi pokok antara lain: Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja
saja. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama. Pertukaran dilakukan
secara barter atau tanpa uang. Biaya transpor ditiadakan.
B. KONSEP KEUNGGULAN KOMPARATIF
Teori keunggulan komparatif merupakan teori
yang dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional
terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat
bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi
barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara
lainnya.
C. POTENSI PASAR INTERNASIONAL
Potensi pasar ditentukan oleh tiga faktor
yaitu struktur penduduk, daya beli serta pola konsumsi masyarakat. Dalam hal
pasar Internasional, potensi pasar internasional juga ditentukan oleh ketiga
faktor tersebut hanya saja dalam hal ini diberlakukan untuk negara lain.
3. Tahap-tahap dalam memasuki Bisnis Internasional
Perusahaan yang memasuki
bisnis internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap
dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan
tahap yang paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi.
Adapun tahap tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut :
EKSPOR INSIDENTIL (INCIDENT At EXPORT)
Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia
bisnis Internasional suatu perusahaan pada umumnya dimulai dari suatu
keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan ekspor insidentil. Dalam
tahap awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan orang asing di
negeri kita kemudian dia membeli barang-barang dan kemudian kita harus
mengirimkannya ke negeri asing itu.
EKSPOR
AKTIF (ACTIVE EXPORT)
Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang
terus dan kemudian terjalinlah hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu dan
bahkan transaksi tersebut makin lama akan semakin aktif. Keaktifan hubungan
transaksi bisnis tersebut ditandai pada umumnya dengan semakin berkembangnya
jumlah maupun jenis komoditi perdagangan Internasional tersebut. Dalam tahap
aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen
atas transaksi itu. Tidak seperti tahap awal di mana pengusaha hanya bertindak
pasif. Oleh karena itu dalam tahap ini sering pula disebut sebagai tahap
“ekspor aktif", sedangkan tahap pertama tadi disebut tahap pembelian atau “Purchasing".
PENJUAlAN
LISENSI (LICENSING)
Tahap berikutnya adalah tahap penjualan
Iisensi. Dalam tahap ini negara pendatang menjual lisensi atau merek dari
produknya kepada negara penerima. Dalam tahap yang dijual adalah hanya merek
atau lisensinya saja, sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen yang
cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku
serta peralatannya. Untuk keperluan pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan
dan negara penerima harus membayar fee atas lisensi itu kepada perusahaan asing
tersebut.
FRANCHISING
Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih
aktif lagi yaitu perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau
merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk
peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya,
pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya, serta
bentuk pelayanannya. Cara ini sering dikenal sebagai bentuk "Franchising".
Dalam hal bentuk Franchise ini maka perusahaan yang menerima disebut sebagai "Franchisee"sedangkan perusahaan pemberi disebut sebagai "Franchisor".
Bentuk ini pada umumnya berhasil bagi jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness centre, KFC dan sebagainya.
Dalam hal bentuk Franchise ini maka perusahaan yang menerima disebut sebagai "Franchisee"sedangkan perusahaan pemberi disebut sebagai "Franchisor".
Bentuk ini pada umumnya berhasil bagi jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness centre, KFC dan sebagainya.
kelebihannya antara lain:
o Manajemen sistem yang sudah
teruji.
o Memiliki nama yang sudah
terkenal.
o Performance record yang sudah
mapan untuk alat penilaian
kekurangannya antara lain :
o Biaya
tinggi untuk mendapatkan Franchise
o Keputusan
bisnis akan dibatasi oleh Francilisor
Sangat dipengaruhi oleh kegagalan dari bentuk Franchise
lain. Apabila terdapat kegagalan yang satu akan timbul anggapan bahwa bentuk
franchise yang lain pun jelek juga.
PEMASARAN
DI LUAR NEGERI
Tahap berikutnya adalah bentuk
pemasaran di luar negeri. Bentuk ini akan memerlukan intensitas manajemen serta
keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host
Country)haruslah betul-betul secara aktif dan mandiri untuk melakukan
manajemen pemasaran bagi produknya itu di negeri asing (Home Country). Lain
dengan tahap-tahap sebelumnya maka manajemen pemasaran masih tetap berada dalam
tanggung jawab dari perusahaan di negara penerima. Dalam hal itu maka perusahaan
itu akan mengetahui lebih pasti tentang perilaku konsumennya yang tidak lain
dan tidak asing baginya karena mereka adalah juga orang-orang setempat atau
penduduk setempat pula. Lain halnya dalam tahap ini maka pengusaha pendatang
yang nota bene adalah orang asing harus mampu untuk mengetahui perilaku serta
kebiasaan yang ada di negeri penerima itu sehingga dapat dilakukan
program-program pemasaran yang efektif.
Tahap ini sering pula disebut sebagai tahap "Pemasaran Aktif" atau "Active Marketing".
Tahap ini sering pula disebut sebagai tahap "Pemasaran Aktif" atau "Active Marketing".
PRODUKSI
DAN PEMASARAN DI LUAR NEGERI (Total
International Business)
Tahap yang terakhir adalah tahap yang paling
intensif dalam melibatkan diri pada bisnis internasional yaitu tahap
"Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri". Tahap ini juga disebut
sebagai"Total International Business".
Bentuk ini memiliki unsur positif bagi negara
yang sedang berkembang karena dalam bentuk ini negara penerima tidak perlu
menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik tersebut yang pada
umumnya negara berkembang masih miskin dana untuk pembangunan bangsanya. Suatu
negara yang ingin melindungi salah satu cabang industrinya di dalam negeri akan
selalu mengenakan tarif bea masuk yang tinggi terhadap masuknya barang-barang
hasil industri yang bersangkutan dari negara asing ke negerinya itu. Hal ini
wajar karena apabila tidak maka impor barang hasil industri dari negara asing
itu akan menyaingi dan kemudian mematikan cabang industri tersebut di dalam
negerinya sendiri. Tarif bea masuk tersebut akan diberlakukan sedemikian rupa
tingginya sehingga menjadikan harga jual barang-barang yang diimpor itu nanti
akan lebih tinggi daripada harga barang tersebut yang dibuat oleh industri di
dalam negerinya sendiri itu.
Hambatan perdagangan adalah antara lain
berupa pemilihan partner dagang dari suatu negara tertentu saja yang biasanya
partner tersebut dipilih atas dasar pertimbangan baik ekonomis maupun
nonekonomis. Suatu cara lain yang sering dipergunakan oleh suatu negara untuk
membatasi impor suatu komoditi tertentu adalah dengan menetapkan "Quota
Impor". Dalam hal ini negara tersebut menentukan bahwa untuk komoditi
tertentu hanya dapat diimpor sampai dengan jumlah tertentu saja dan tidak
diperkenankan melebihi jumlah quota yang telah ditentukan. Oleh sebab itulah
maka bagi Indonesia yang ingin melebarkan jalur perdagangan internasionalnya
selalu mencari negara-negara lain yang tidak mengenakan quota terhadap barang
dagangan kita. Negara yang tidak menetapkan quota lalu disebut sebagai
"Negara nonquota".
Cara lain lagi yang terasa sangat keras adalah dengan melakukan "embargo". Dengan cara demikian maka negara tersebut melarang masuknya semua komoditi yang datang dari suatu negara tertentu yang dikenakan embargo tersebut.
Masih ada satu bentuk lain lagi bagi suatu negara untuk membatasi Impor dari negara lain yaitu dengan cara yang sering disebut sebagai "Exchange Control" atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai "Imbal Beli". Dengan cara ini maka setiap negara yang akan menjual barangnya ke suatu negara maka dia harus juga membeli komoditi dari negara tersebut. Dengan cara ini maka apabila negara itu tidak membeli komoditi imbalan maka transaksi Impor itu pun akan gagal.
Cara lain lagi yang terasa sangat keras adalah dengan melakukan "embargo". Dengan cara demikian maka negara tersebut melarang masuknya semua komoditi yang datang dari suatu negara tertentu yang dikenakan embargo tersebut.
Masih ada satu bentuk lain lagi bagi suatu negara untuk membatasi Impor dari negara lain yaitu dengan cara yang sering disebut sebagai "Exchange Control" atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai "Imbal Beli". Dengan cara ini maka setiap negara yang akan menjual barangnya ke suatu negara maka dia harus juga membeli komoditi dari negara tersebut. Dengan cara ini maka apabila negara itu tidak membeli komoditi imbalan maka transaksi Impor itu pun akan gagal.
4. Hambatan dalam Memasuki
Bisnis Internasional
Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih
banyak memiliki hambatan ketimbang di pasar domestic. Negara lain tentu saja
akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kai menghambat terlaksannya
transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau budaya Negara lain
tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat
beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
A. Batasan perdagangan
dan tarif bea masuk
Tarif bea masuk adalah
pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan baik barang impor
maupun ekspor. Dikenakannya tarif/bea masuk yang tinggi bagi barang luar negri,
maka akan mengakibatkan harga barang tersebut kalah bersaing dengan harga
barang dalam.
B. Perbedaan bahasa,
social budaya/cultural
Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan
bagi kelancaran bisnis Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa adalah
merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis.
Tanpa komunikasi yang baik maka hubungan bisnis sukar untuk dapat berlangsung
dengan Iancar. Hambatan bahasa saat ini semakin berkurang karena adanya bahasa
Internasional yaitu bahasa lnggris.
Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah
yang harus dicermati pula dalam melakukan bisnis Internasional. Misalnya saja
pemberian warna terhadap suatu produk ataupun bungkusnya harus hati-hati karena
warna tertentu yang di suatu negara memiliki arti tertentu di negara lain dapat
bermakna yang bertentangan.
C. Kondisi politik dan
hukum/perundang-undangan
Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara
dengan negara yang lain akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari
kedua negara tersebut. Misalnya, Amerika yang mengembargo komoditi perdagangan
dengan negara-negara Komunis.
Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara Arab melarang produk yang mengandung babi.
Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara Arab melarang produk yang mengandung babi.
D. Hambatan operasional
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah masalah operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan ke negara yang lain. Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini dapat mengakibatkan biaya pengangkutan atau ekspedisi menjadi sangat mahal yang dikarenakan pengangkutnya hanya melayani satu negara itu saja.
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah masalah operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan ke negara yang lain. Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini dapat mengakibatkan biaya pengangkutan atau ekspedisi menjadi sangat mahal yang dikarenakan pengangkutnya hanya melayani satu negara itu saja.
5. Perusahaan multinasional
Perusahaan multinasional atau PMN adalah perusahaan yang berusaha di banyak negara;
perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini memiliki
kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang di
banyak negara. Mereka biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka
mengkoordinasi manajemen global.
Perusahaan multinasional yang sangat
besar memiliki dana yang melewati dana banyak negara. Mereka dapat memiliki
pengaruh kuat dalam politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat
besar bagai para politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan
untuk relasi masyarakat dan melobi politik.
Karena jangkauan internasional dan
mobilitas PMN, wilayah dalam negara, dan negara sendiri, harus berkompetisi
agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga
pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah
tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional
seringkali menawarkan insentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan
pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan
lingkungan yang memadai.
PMN seringkali memanfaatkan subkontraktor untuk
memproduksi barang tertentu yang mereka butuhkan.
Perusahaan multinasional pertama muncul
pada 1602 yaitu Perusahaan Hindia Timur Belanda yang merupakan saingan berat dariPerusahaan Hindia Timur Britania.
Jenis-Jenis Perusahaan Multinasional
Banyak contoh perusahaan multinasional
misalnya saja Coca Cola , Colgate , Johnson & Johnson , IBM , General
Electric , Mitzubishi Electric , Toyota , Philips dari negeri Belanda , Nestle
dari Switzerland , Unilever dari Belanda dan lnggris , Bayer dati Jerman , Basf
juga dari Jerman, Ciba dari Switzerland dan sebagainya.
Referensi
id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran_internasional