Pengaruh Kemitraan
Usaha Terhadap Kinerja Usaha Pada UsahaKecil Dan Menengah (UKM) Dan Koperasi Di
Kabupaten Jeneponto Sulawasi Selatan
Saparuddin M*
Basri
Bado**
BAB
II
I.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh
kemitraan usaha dalam aspek : akses pemasaran, pembinaan dan pengembangan
sumber daya manusia, akses permodalan serta keterkaitan manajemen pengelolaan
usaha dan organisasi terhadap kinerja usaha finansial dan kinerja usaha non
finansial pada usaha kecil menengah. Obyek penelitian sebagai variabel bebas
(independent Variable) adalah kemitraan usaha antara koperasi dengan usaha
besar atau dengan lembaga ekonomi lainnya.Obyek penelitian yang merupakan
variabel terikat (dependent variable) adalah kinerja usaha finansial dan
kinerja usaha non finansial.Unit populasi dalam penelitian ini sebanyak 19
koperasi yang telah bermitra usaha dengan perusahaan besar atau lembaga ekonomi
lainnya dari tahun 2007-2010 di Kabupaten Jeneponto.
Dalam penelitian ini digunakan metode survey,
sedangkan teknik pengambilan data dengan cara sensus, yaitu penelitian yang
mengambil informasi dari responden tanpa proses sampling dan pengumpulan data
menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dalam bentuk kuesioner,
serta data sekunder yang diperoleh dari instansi pemerintah daerah yang
terkait.
Secara
struktural, hubungan
antar variabel penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
Populasi
dalam penelitian ini adalah usaha kecil menengah dan koperasi yang ada di
Kabupaten Jeneponto yang telah mengadakan kemitraan usaha dengan perusahaan
besar atau lembaga ekonomi lainnya dalam jangka waktu antara tahun 2007 sampai
dengan tahun 2010. Data terakhir menurut kantor Badan Koperasi dan Pengusaha
Kecil Menengah serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jeneponto
(Agustus 2011) usaha kecil menengah termasuk koperasi yang telah mengadakan
Kemitraan usaha dari tahun 2007 sebanyak 21 unit usaha. Oleh karena itu
populasi yang diteliti sebanyak 21 usaha kecil menengah dan koperasi, karena
satuan pengamatan memungkinkan diambil secara keseluruhan, maka teknik yang
digunakan adalah sensus.
Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Analisis Jalur (Path Analysis).Analisis jalur (Path
Analysis) digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung dan pengaruh tidak
langsung kemitraan usaha terhadap kinerja usaha, dan juga hubungan diantara
variabel independen baik secara simultan maupun secara parsial.
II.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengujian Sub Hipotesis
Penelitian
Sub hipotesis yang akan diuji adalah Pengaruh
kemitraan usaha yang mencakup 4 Sub variabel yakni : Akses Pemasaran, Pembinaan
dan pengembangan sumber daya manusia, akses permodalan dan keterkaitan
manajemen pengelolaan usaha dan organisasi berpengaruh terhadap kinerja usaha
finansial dan kinerja usah non finansial.
Dari
hasil perhitungan dengan menggunakan metode analisis jalur (path anlysis) maka
pengujian keempat sub variabel tersebut dapat dirangkum pada Tabel berikut ini:
Tabel
Hasil Pengujian sub hipotesis (Pengujian Secara Parsial)
Dari hasil pengujian ke
empat sub hipotesis seperti yang tampak pada Tabel di atas, maka dapat
diinterpretasikan hasil pengujian variabel-variabel kemitraan usaha berpengaruh
secara parsial terhadap kinerja usaha finansial dan kinerja usaha non finansial
sebagai berikut:
Sub Hipotesis Pertama “ Pengaruh
Kemitraan usaha dalam aspek Akses Pemasaran (X1) terhadap Kinerja usaha Finansial (Y1 ) dan Kinerja
Usaha Non Finansial ” : Hasil analisis jalur
menunjukkan bahwa kemitraan usaha pada sub variabel Akses Pemasaran berpengaruh
positif terhadap kinerja usaha finansial sebesar 0,2671atau 26,71%, dan
berpengaruh positif terhadap kinerja usaha non finansial sebesar 0,2021 atau
20,21%. Hasil uji hipotes ternyata keduanya menunjukkan t hitung lebih besar
dari ttabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima, dan ada pengaruh positif
signifikan kemitraan usaha dalam aspek akses pemasaran terhadap kinerja usaha
finansial dan kinerja usaha non finansial di Kabupaten Jeneponto.
Hasil analisis tersebut mengindikasikan bahwa akses
pemasaran dari program kemitraan usaha memberikan peranan nyata terhadap
peningkatan kinerja usaha pada usaha kecil menengah dan koperasi di kabupaten
Jeneponto. Nilai positif dari analisis jalur tersebut bermakna bahwa semakin
mudah usaha kecil menengah dan koperasi terakses ke pasar maka akan
semakindapat meningkatkan kinerja usahanya.
Dari hasil pengujian hipotesis tersebut didukung
oleh Kaplan dan Norton dalam Sotjipto (1997:21) yang mengemukakan bahwa untuk
mengukur kinerja sebuah perusahaan ada beberapa aspek yang menjadi ukuran,
salah satu aspeknya adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh pelanggan
(customer) yang dilihat penguasaan pasar.
Dalam
penguasaan pangsa, maka perusahaan harus menyusun sebuah strategi untuk
membangun akses pasar dan informasi pasar akan yang akan berdampak pada
meningkatnya nilai tambah sebagai hasil akhir dari timbulnya transparansi
mengenai jumlah, kualitas, harga dari produk yang dihasilkan. Upaya-upaya yang
dilakukan untuk membangun akses pasar dalam kemitraan usaha menurut Hafsah
(1999: 176) antara lain adalah :
1. Pengembangan
pasar internasional melalui promosi, lobby, penyebaran informasi,
mengikuti expo, termasuk menjalin
hubungan bermitra usaha dengan perusahaan
distributor internasional.
2. Pengembangan
pasar domestik melalui temu koordinasi, temu usaha, promosi dan
lainnya.
3. Pengembangan
informasi produk, database komoditi dagangan yang prosfektif
dan jasingan pasar melalui
penyebarluasan brosur, mengembangakan database
komoditi yang dapat diakses oleh
pelaku agribisnis diseluruh Indonesia dan
internasional.
Sub
Hipotesis 2 “ Pengaruh Kemitraan
usaha dalam aspek Pembinaan dan Pengembangan SDM terhadap Kinerja Usaha
Finansial dan Non Finansial ” : Hasil Analisis
koefisien jalur menunjukkan bahwa Aspek pembinaan dan pengembangan sumber daya
manusia berpengaruh positif terhadap terhadap kinerja finansial (Y1) sebesar =
0,30175 atau 30,17%, dan berpengaruh positif terhadap kinerja usaha non
finansial sebesar 0,20912 atau 20,91%. Hasil uji hipotes ternyata keduanya
menunjukkan t hitung lebih besar dari ttabel berarti H0 ditolak dan H1
diterima, dan ada pengaruh positif signifikan kemitraan usaha dalam aspek
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia signifikan berpengaruh terhadap
kinerja usaha finansial dan kinerja usaha non finansial di Kabupaten Jeneponto.
Hal tersebut memberikan indikasi bahwa bahwa
kemitraan usaha dalam aspek pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia
memberikan peranan nyata terhadap peningkatan kinerja usaha pada usaha kecil
menengah dan koperasi di Kabupaten Jeneponto. Artinya semakin baik pembinaan
dan pengembangan sumber daya manusia pada usaha kecil menengah dan koperasi,
semakin positif kinerja usaha bagi usaha kecil menengah dan koperasi, atau
sebaliknya semakin kurang pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang
dilakukan melalui kemitraan usaha, maka akan semakin menurun kinerja usaha bagi
usaha kecil menengah dan koperasi di kabupaten Jeneponto.
Hal ini menujukkan bahwa peningkatan kinerja usaha
bagi usaha kecil menengah dan koperasi sangat terkait dengan kualitas sumber
daya manusia yang dimilikinya.Salah satu upaya yang dilakukan untuk peningkatan
kualitas sumber daya manusianya adalah melalui pendidikan dan pelatihan yang
bebermitra usaha dengan perusahaan mitra (perusahaan besar).
Dari temuan tersebut seiring dengan Marco Sumampow
(1997: 20) yang menyatakan bahwa perkembangan bisnis atau kinerja suatu usaha
tidak dapat dipsahkan dari perkembangan kualitas sumber daya
manusianya.Perusahaan yang ingin meningkatkan kinerjanya harus mempunyai
komitmen terhadap pengembangan kualitas sumber daya manusia.Hal ini berarti
berarti investasi sumber daya manusia melalui pelatihan harus mendapatkan
perioritas tinggi di perusahaan/organisasi agar pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan sumber daya manusia tidak menjadi uasng (absolute).
Demikian juga dikemukakan oleh Adi Sasono (2001:12)
yang menyatakan menyatakan bahwa sedikitnya terdapat 5 (lima) desain dan
strategis yang harus ditempuh dalam penguatan dan peningkatan kinerja Usaha
Kecil Menengah dan Koperasi, salah satunya adalah pembinaan dan peningkatan
sumber daya manusia yang dimilikinya.
Keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kemitraan
sangat ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusianya terutama dalam menerapkan
strategi bisnis yang telah ditetapkan. Dengan kata lain keberhasilan kemitraan
akan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku utama
kemitraan. Kemampuan untuk menguasai teknologi, manajemen, informasi pasar dan
lain sebagainya sangat berkaitan erat dengan faktor manusianya.
Pilihan strategi untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia bagi usaha kecil menengah dan koperasi merupakan
alternatif terbaik dalam mengurangi kegagalan pelaksanaan kemitraan.
Keberhasilan dalam menerapkan strategi ini akan berdampak langsung pada makin
membaiknya kinerja bagi usaha kecil menengah dan koperasi. Oleh karena itu
peningkatan kinerja usaha akan bermuara pada makin meningkatnya nilai tambah
yang diperoleh usaha kecil menengah dan koperasi dalam melaksanakan kemitraan
usaha dengan perusahaan besar.
Sub Hipotesis 3
“ Pengaruh
Kemitraan usaha dalam aspek Akses Permodalan terhadap Kinerja Usaha Finansial
dan Non-Finansial ” : Nilai koefisien jalur
kemitraan usaha dalam aspek akses permodalan (X3) berpengaruh positif terhadap
kinerja usaha finansial (Y1) sebesar = 0,11136 atau sebesar 11,13% dan
berpengaruh positif terhadap kinerja usaha non finansial (Y2) sebesar = 0,198
atau sebesar 19,8%. Hasil uji hipotes ternyata keduanya menunjukkan t hitung
lebih besar dari ttabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima, dan ada pengaruh
positif signifikan kemitraan usaha dalam aspek akses permodalan signifikan
berpengaruh positif terhadap kinerja usaha finansial dan kinerja usaha non
finansial di Kabupaten Jeneponto.
Hal tersebut memberikan indikasi bahwa bahwa
kemitraan usaha dalam aspek akses permodalan memberikan peranan nyata terhadap
peningkatan kinerja usaha pada usaha kecil menengah dan koperasi di Kabupaten
Jeneponto. Artinyasemakin mudah usaha kecil menengah dan koperasi terakses
kepada sumber-sumber permodalan melalui kemitraan usaha, maka akan semakin
cenderung meningkatkan kinerja usahanya. Sebaliknya semakin kurang terakses
kepada sumber permodalan maka akan berdampak kepada menurunnya kinerja usaha
usaha pada usaha kecil menengah dan koperasi di kabupaten Jeneponto.
Sub Hipotesis 4
“ Pengaruh
Kemitraan usaha dalam aspek Keterkaitan Manajemen Pengelolaan Usaha dan
Organisasi Terhadap Kinerja Usaha Finansial dan Non-Finansial ” : Dari hasil analisis
jalur menunjukkan bahwa aspek keterkaitan manajemen pengelolaan usaha dan
organisasi (X4) berpengaruh positif sebesar = 0,14986 atau 14,98% dan hasil uji
hipotesis ternyata menunjukkan bahwa thitung lebih kecil daripada ttabel
berarti H0 ditolak dan H1 diterima, ternyata tidak ada pengaruh yang positif
dari aspek keterkaitan manajemen pengelolaan usaha terhadap kinerja usaha
finansial pada usaha kecil menengah dan koperasi di kabupaten Jeneponto. Hasil
analisis jalur tersebut mengindikasikan bahwa aspek keterkaitan manajemen
pengelolaan usaha dan organisasi tidak memberikan peranan yang nyata terhadap
perubahan kinerja usaha finansial pada usaha kecil menengah dan koperasi di
Kabupaten Jeneponto, akan tetapi nilai positif dari analisis jalur bermakna
bahwa semakin baik hubungan keterkaitan manajemen pengelolaan usaha dan
organisasi, maka akan semakin berpengaruh terhadap peningkatan kinerja usaha
finansial pada usaha kecil menengah dan koperasi di Kabupaten Jeneponto.
Hasil analisis jalur juga tampak bahwa aspek keterkaitan
manajemen pengelolaan usaha berpengaruh positif sebesar 0,34171 atau sebesar
34,17% terhadap kinerja usaha non finansial, hasil uji hipotesis menunjukkan t
hitung lebih besar dari ttabel, berarti H0 ditolak dan H1 diterima, dan ada
pengaruh positif signifikan kemitraan usaha dalam aspek keterkaitan manajemen
pengelolaan usaha dan organisasiterhadap kinerja usaha non finansial di
Kabupaten Jeneponto.
Hasil analisis tersebut mengindikasikan bahwa adanya
aspek keterkaitan manajemen pengelolaan usaha dan organisasi dapat memberikan
peranan yang nyata terhadap kinerja usaha non finansial, artinya semakin baik
keterkaitan manajemen usaha dan organisasi yang terjalin dalam kemitraan usaha
akan semakin meningkatkan kinerja usaha non-finansial, sebaliknya semakin
kurang keterkaitan manajemen pengelolaan usaha dan organisasi akan semakin
menurunkan kinerja usaha non-finansial pada usaha kecil menengah dan koperasi
di kabupaten Jeneponto.
Berdasarkan
rangkuman hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa peningkatan kinerja usaha
finansial dan kinerja usaha non finansial pada usaha kecil menengah dan
koperasi di Kabupaten Jeneponto di pengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah adanya bermitra usaha dalam bentuk bermitra usaha dengan
perusahaan besar dan lembaga-lembaga ekonomi dan non ekonomi lainnya. Bermitra
usaha dalam bentuk bermitra usaha tersebut dapat membantu usaha kecil menengah
dan koperasi dalam aspek kemudahan untuk dapat terakses ke pasaran, adanya
bermitra usaha dalam pembinaan dan pengembangan potensi sumber daya manusia
yang dimiliki oleh usaha kecil dan koperasi, serta adanya kemudahan untuk dapat
terakses kepada sumber-sumber permodalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar