kana nishino

Rabu, 24 Desember 2014

Pro Dan Kontra Kenaikan BBM

Pro Dan Kontra Kenaikan BBM

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ternyata membawa dampak luar biasa, baik dari segi perekonomian, transportasi dan yang paling menonjol saat ini adalah upah buruh. Gejolak para buruh pun dimana-mana menyuarakan tuntutan untuk meminta kenaikan upah. Namun di sisi lain, dengan kenaikan harga BBM, para pengusaha pun ikut menjerit.

Dengan berbagai gejolak yang terjadi di masyarakat saat ini, pemerintah diharapkan  untuk kembali mengkaji ulang langkah yang telah diambil. Hal itu disampaikan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) asal Wonogiri Hamid Noor Yassin yang juga anggota DPRRI Komisi IX saat dijumpai wartawan di kediamannya, Desa Bulusulur, Wonogiri, Jumat (13/12).

Dikatakan, dampak yang paling kentara terjadi akibat kenaikan BBM adalah para buruh, dimana mereka juga menuntut kenaikan upah mereka. Dengan dasar patokan harga minyak dunia inilah, perlu kembali pemerintah mengkaji ulang kebijakannya.

“Akibatnya terjadi inflasi sangat luar biasa,daya beli masyarakat menurun,” tutur Hamid Noor Yassin di sela-sela acara resesnya yang kali pertama selama dia dilantik sebagai anggota DPR.

#SalamGigitJari dan BBM Naik pun menembus Trending Topic atau topik yang banyak dibicarakan oleh pengguna sosial media di dunia.
Istilah #SalamGigiJari merupakan sindirian kampanye Joko Widodo ketika kampanye pemilihan presiden lalu yaitu Salam Dua Jari.

Hasil pemantauan PoliticaWave, menyebutkan pada Senin (17/11) malam, ketika kenaikan BBM diumumkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka yang disiarkan secara langsung di sejumlah televisi, terdapat 21 ribu percakapan selama satu jam.

Yose rizal dari Political Wave mengatakan percakapan di media sosial mengenai pro dan kontra kenaikan harga BBM.
"Seperti layaknya pengumuman kenaikan apapun lebih banyak sentimen negatifnya walaupun banyak juga yang mendukung dan memahami alasan kenaikan itu," jelas Yose.

Pantauan Political Wave menyebutkan alasan yang kemukakan netizen pendukung kenaikan harga BBM adalah pengalihan dana subsidi untuk kebijakan pembangunan dan sektor usaha produktif.
Sementara, para netizen yang menolak kenaikan harga BBM bersubsidi mengungkapkan sindiran dan protes terhadap Jokowi dan para pemilihnya, serta menilai kebijakan ini akan menyengsarakan rakyat.

Sampai Selasa sore, #SalamGigitJari mencapai 60,900 percakapan, BBM Naik sebanyak 400.000, dan #ShameOnYouJokowi sebanyak 46,200 percakapan. Presiden Joko Widodo menaikkan harga BBM bersubsidi yaitu Premium dan Solar sebesar Rp2.000. Harga premium naik dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 dan solar dari Rp5.500 menjadi Rp7.500.

Sebelum kenaikan dilakukan, Jokowi mengatakan pemerintah telah menyiapkan paket bantuan non tunai untuk sekitar 15 juta rakyat miskin, melalui Kartu Keluarga Sejahtera KKS, Kartu Indonesia Pintar KIP, Kartu Indonesia Sehat KIS.

Sementara, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro kepada para wartawan di Istana mengatakan anggaran yang selama ini digunakan untuk subsidi BBM akan dialihkan ke belanja produktif.

"Kebijakan hari ini akan memberikan tambahan untuk belanja produktif di atas Rp 100 triliun. Tentunya kemana belanja produktifnya, sebagian akan ke infrastruktur dan sebagian untuk perlindungan sosial bagi keluarga miskin dan hampir miskin," jelas Bambang

Presiden Joko Widodo menetapkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi masing-masing premium dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 dan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500. Jokowi menyebut alasan ketiadaan anggaran untuk membangun infrastruktur dan pelayanan kesehatan membuat harga BBM perlu dinaikkan.

"Negara membutuhkan anggaran untuk infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Anggaran ini tidak tersedia karena dihamburkan untuk subsidi BBM," kata Jokowi di Istana Negara, Senin (17/11/2014).

Kepala Negara juga menerangkan, keputusannya untuk menaikkan harga BBM bersubsidi sudah melalui pembahasan yang mendalam hingga tingkatan teknis. Ia menekankan perlunya pengalihan subsidi dari konsumtif menjadi produktif.

Jokowi mengakui, kebijakan itu merupakan hal yang berat diputuskannya selaku Kepala Negara. Meski begitu, Jokowi memastikan ada kompensasi bagi masyarakat kurang mampu agar tetap mempertahankan daya beli masyarakat.

"Untuk rakyat kurang mampu, disiapkan perlindungan sosial, paket Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar, yang dapat segera digunakan untuk jaga daya beli rakyat," sebut Jokowi.

REFERENSI:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar